Orang tua cenderung mendambakan hal-hal terindah bagi buah hatinya. Akan tetapi, kadang-kadang mereka tak sepenuhnya memahami dambaan si anak. Kebanyakan waktu, para orang tua enggan menyadarinya, namun mereka sering kali turut campur dalam perkara yang semestinya menjadi kewajiban masing-masing individu.
Banyak orang tua yang masih turut campur dalam pemilihan universitas, program studi, bahkan urusan sehari-hari anak-anaknya. Tekanan berlebihan dari pihak orang tua dapat menyebabkan keletihan fisikal dan mental pada si anak. Anak tersebut mungkin saja melaksanakan segala hal tanpa niat tulus, tapi karena paksaan belaka. Meskipun kendali orang tua masih terasa kuat, Anda tetap bisa menjaga otonomi diri sembari memelihara hubungan yang baik dengan mereka. Kuncinya terletak pada langkah-langkah strategis untuk menyeimbangkan keinginan Anda dengan ekspektasi mereka. Berikut adalah kelima caranya:
1. Sampaikan pendapat dengan orang tua secara empati dan terbuka

Meminta orang tua berbincang-bincang secara mendalam merupakan metode yang cukup baik untuk mendinginkan suasana. Ini bukan sekadar soal menyampaikan pesan dengan benar, tetapi juga kesempatan bagi Anda untuk bicara tanpa embel-embel dan menjernihkan perasaan Anda. Menginisiasi percakapan yang sulit memang bukan hal mudah. Cobalah untuk memulainya perlahan, bahas topik yang lebih ringan terlebih dahulu, baru kemudian bergeser ke inti permasalahan yang ingin Anda sampaikan.
Waktu presentasi yang pas sangat penting, cobalah mencari momen saat semua kondusif dan tenang. Hindari berbicara dengan orang tua di saat mereka lelah atau kesibukan menjadikan fokusnya kurang baik, sebab hal itu mungkin saja membuat situasinya menjadi tidak menyenangkan. Menggunakan metode pendekatan emosional semacam ini umumnya dapat membantu orangtua untuk mendengar dan mengapresiasi pandangan Anda. Bisa juga setelah ini anda memiliki peluang besar untuk merdeka menetapkan arah hidup sendiri tanpa tekanan dari harapan orangtua.
2. Jalin kepercayaan dengan menunjukkan perbuatan

Jika orang tua Anda terlalu protektif, seringkali akarnya adalah kekhawatiran mereka akan kemampuan Anda mengambil keputusan. Ucapan saja tak cukup; Anda perlu bukti konkret melalui tindakan. Mulailah membangun kepercayaan dengan hal-hal kecil yang sederhana.
Tunjukkan bahwa Anda adalah versi terbaik dari diri sendiri yang penuh tanggung jawab. Misalnya, biasakan bangun pagi tanpa disuruh, atur sendiri jadwal belajar dan istirahat, serta pastikan semua tugas selesai tepat waktu. Tindakan kecil ini akan meningkatkan citra Anda di mata mereka, dan secara bertahap, orang tua akan lebih mudah memberi Anda ruang untuk mandiri.
3. Jauhi diskusi argumen ketika atmosfer sedang tidak mendukung

Dalam lingkungan yang kurang mendukung, setiap pandangan atau pendapat Anda bisa jadi salah diartikan. Ini bisa memicu kesalahpahaman dan menghambat komunikasi efektif, terutama saat Anda ingin menunjukkan kemandirian. Apabila seperti itu adanya, sebaiknya kamu bungkam dulu. Usahakan untuk menenangkan diri dengan mengatur pernapasan dan tunggu hingga atmosfer menjadi lebih damai sebelum terlibat dalam argumen berkepanjangan.
Apabila situasinya telah membaik, Anda bisa mulai berbicara perlahan-lahan dengan orang tua tersebut. Pilihlah momen yang tenang misalkunsa saat makan malam bersama keluarga. Undang mereka untuk membahas topik-topik ringan terlebih dulu sehingga percakapan nantinya tampak lebih mudah dan tidak memberatkan.
4. Hindari perbandingan dengan keluarga lain

Kita tak bisa memilih keluarga tempat kita dilahirkan, dan setiap orang tua punya gaya asuh unik. Ada kalanya, hal-hal yang kurang kita suka dari cara mereka mendidik harus diterima dengan pikiran terbuka. Mengapa? Seringkali, ada aspek-aspek mendalam yang membuat mereka sulit berubah sesuai harapan kita. Memahami ini adalah langkah penting untuk hubungan keluarga yang harmonis.
Terus-menerus membandingkan orang tua Anda dengan orang tua lain bisa membuat mereka merasa tidak dihargai. Hal ini dapat merusak hubungan baik dan memicu ketegangan dalam keluarga. Sebaliknya dari harapan agar mendapat kemerdekaan, malah mungkin mereka menjadi lebih ketat kepada Anda. Lebih baik coba lakukan dialog untuk mencari penyelesaian masalah daripada bersaing dalam keluarga. Cukup fokuslah pada perkembangan pribadi Anda dan tunjukkan kalau Anda ingin berkembang menjadi versi diri yang lebih baik lagi. Yakinilah bahwa perlahan-lahan, rasa percaya mereka juga akan bertambah seiring waktu berlalu.
5. Temukan bantuan dari pihak yang mereka kagumi

Terkadang orang tua tak selalu bersedia menuruti pendapat Anda. Bila telah berusaha dengan beberapa metode tapi tetap gagal, mungkin bisa minta dukungan dari pihak ketiga yang dipercayai. Sebagai contoh, sepupu atau pamannya yang memiliki ikatan emosi yang kuat. Tujuan menggunakan langkah ini bukan untuk membuat dugaan negatif atau saling menjauhi, melainkan menjadi penghubung komunikasi sehingga lebih produktif.
Orangtuamu biasanya akan lebih responsif ketika mendengar saran dari pihak eksternal, khususnya jika itu datang dari keluarga dekat atau individu yang lebih senior. Menggunakan taktik komunikasi yang efektif dapat membuat mereka semakin menerima keputusanmu. Mencari dukungan dari orang lain tidak selalu menandakan konfrontasi; justru ini bisa menjadi langkah menuju mandiri dalam membentuk hidup sesuai cara mu sendiri.
Sebagai anak, kita tak dapat sepenuhnya mengkritik mereka. Karena pada dasarnya mereka pun tengah belajar menjadi orangtua paling hebat bagi anak-anaknya. Perbedaan pandangan sebenarnya bukan hal buruk apabila komunikasinya masih lancar dan efektif. Walaupun hasil akhir mungkin belum sesuai harapanmu, jadilah dirimu sendiri sambil mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh mereka. Teruslah menjunjung tinggi penghargaan meski kadang kurang cocok dengannya!