
zonabacaaja.com – Tiap individu tentu dapat dengan cepat mengalami aspek negatif pada dirinya, seperti halnya rasa minder. Seseorang yang merasakan atau berpikir demikian adalah mereka yang kurang yakin dengan kemampuan dirinya sendiri dan tak pernah benar-benar mempercayai apa yang dimilikinya.
Seseorang dengan perasaan inferiority biasanya berpikir ada begitu banyak kelemahan dalam diri mereka, meskipun pada kenyataannya setiap individu mempunyai kelebihan serta kekurangan masing-masing. Akan tetapi, pemahaman ini kurang menjadi fokus bagi pribadi yang mengalami rasa minder.
Berikut lima faktor umum yang bisa membuat seseorang merasa kurang percaya diri, sebagaimana diambil dari situs web Geediting.
1. Perfeksionis
Mencapai kesempurnaan tidaklah sederhana, terutama bagi orang-orang dengan rasa percaya diri yang rendah, karena perfeksionisme bisa menjadi bebannya begitu memberatkan.
Seseorang yang merasa kurang percaya diri melihat sikap perfeksionis seperti seorang tetamu tanpa undangan yang berlama-lama hadir, selalu mementaskan kesalahan dan kegagalan orang tersebut secara berkelanjutan.
Di mana setiap individu terus-menerus berupaya untuk meraih keunggulan, mensetting patokan yang amat tinggi untuk dirinya masing-masing, dan kemudian mengutuk diri saat tidak berhasil memenuhi harapan tersebut. Inilah jurang takberkesudahan.
2. Terkadang mengukur nilai diri melalui perbedaan dengan orang lain
Orang dengan rasa harga diri rendah cenderung mengukur nilai dirinya melalui perspektif orang lain. Mereka sering kali berulang-ulang membuat komparasi dan fokus pada aspek-aspek negatif mereka.
Seringkali, individu yang memiliki rasa kurang percaya diri cenderung membandingkan diri dengan orang lain serta mengobservasi hal-hal yang ia anggap absen dalam hidupnya. Ini menjadi hukuman pribadi yang menyebabkan perasaan inferioritas dan ketidakmampuan pada dirinya.
Pada dasarnya, itu hanya apa yang terpikir oleh seseorang ketika menyaksikan bagian kecil saja dari hidup orang lain.
Tetapi, beberapa individu memakai sebahagian dari hal tersebut untuk mengevaluasi keseluruhan aspek kehidupannya. Kebiasaan ini cukup sukar dibuang, namun menyadarinya merupakan tahap awalnya.
3. Terus-menerus mengingat keteledoran di waktu lampau
Data menunjukkan bahwa otak manusia memang telah diprogram untuk merekam kenangan buruk secara lebih jernih dibandingkan dengan ingatan baik-baik. Ini merupakan suatu sistem kelangsungan hidup yang diciptakan agar dapat mencegah kita dari melakukan kesalahan serupa pada waktu akan datang.
Untuk orang dengan rasa diri rendah, sifat dasar ini bisa berubah jadi obsesi. Kita terus-menerus mereplay kesalahan di masa lalu di benak kita dan menyalahkan diri karena tindakan atau perilaku yang mungkin telah dilakukan secara berbeda.
Ini bukan saja menjebak kita pada waktu lampau, namun juga memburamkan penghakiman kita atas keadaan saat ini serta yang akan datang. Kita jadi sangat tersandera oleh kelalaian diri sendiri sampai-sampai kita berpikir bahwa nasib kita adalah terus-menerus melakukan hal tersebut.
Melepaskan diri dari lingkaran ini mengharuskan kita untuk bekerja dengan penuh kesadaran, menunjukkan ketabahan, serta menyumbangkan banyak simpati terhadap diri kita sendiri. Tetapi yakinkanlah bahwa upaya tersebut akan sebanding dengan hasil akhirnya.
4. Ketakutan terhadap kekalahan
Rasanya takut gagal seringkali membelenggu banyak orang di antara kita. Akan tetapi, untuk mereka dengan rasa percaya diri yang rendah, hal tersebut tidak hanya berupa ketakutan saja, namun justru menjadi suatu harapan terjadinya.
Kami yakin pada akhirnya akan gagal, merasa tak mampu atau pantas untuk berhasil. Rasa takut ini terlalu dalam hingga membuat kami enggan ambil resiko dan meninggalkan kenyamanan yang ada.
Kita menjadi budak dari harapan kami sendiri dan melewatkan peluang akibat ketakutan untuk berani ambil resikonya. Kami merayu diri dengan alasan sedang menjaga hati, padahal sebenarnya cuma ragu-ragu saja.
Ketakutan sebenarnya hanya merupakan suatu emosi. Sebab ketakutan tak menggambarkan identitas diri kita ataupun kemampuan yang kita miliki. Lebih-lebih lagi, ketakutan tentunya tidak boleh mendikte keputusan dalam hidup kita.
5. Menghindari situasi sosial
Untuk orang dengan kepercayaan diri yang rendah, lingkungan sosial bisa terlihat seolah-olah menjadi arena pertempuran. Kami khawatir akan dievaluasi secara negatif, disalahkan, serta ditolak sehingga lebih memilih untuk menghindar dan tidak ikut campur langsung dalam aktivitasnya.
Hal ini bisa menimbulkan perasaan terisolasi dan kesendirian, yang kemudian makin memperkokoh pandangan buruk tentang diri kita sendiri. Sebenarnya, sebagian besar individu lebih cenderung risau dengan ketakutan pribadi mereka dibanding fokus pada ketakutan kita.
Semakin sering kita berinteraksi dalam lingkungan sosial, semakin merasa nyaman pula kita menjadi. Nantikan kesempatan selanjutnya, ambil nafas panjang lalu masuklah ke dalam ruang tersebut. Bisa jadi kamu akan kaget dengan penemuanmu sendiri.